Pernahkah anda kerepotan ketika Mikrotik mereset dan data pelanggan juga voceran hilang? Atau, ketika ada kendala teknis di satu titik wifi anda harus mengganti vocer yang sudah dicetak? Atau hal-hal lainnya yang menguras fisik dan pikiran. Dari kejadian-kejadian teknis hingga perawatan software, barangkali kita perlu berbenah. Sebab ketika kita mengelola usaha wifi hotspot voceran RT/RW Net, hal yang perlu diperhatikan juga adalah manajemen atau pengelolaan data pelanggan dan voceran agar pengelolaannya efektif.
Pada postingan kali ini, saya akan berbagi beberapa trik manajemen hostspot voceran yang kita kenal sebagai jaringan RT/RW Net dengan skala yang masih kecil dan sederhana.
A. Manajemen Fisik dan Teknis
Untuk manajemen fisik dan teknis, silakan lakukan hal-hal berikut ini :
1. Susun perangkat mikrotik dan kabel-kabel yang tersambung sehingga enak dipandang. Nilai estetis penyusunan rak mikrotik ini mencerminkan manajemen pengelolaan layanan kita.
2. Menyusun alamat IP Perangkat kita secara berurutan, dan jika lupa alamat IP dituliskan di belakang modem.
3. Usahakan tiap modem yang kita pasang dapat diremote sehingga tidak perlu datang ke lokasi. Di setiap setting modem, biasanya ada bagian untuk meng-Enable-kan remote perangkat.
4. Jika anda menggunakan kabel Fiber Optik (FO) usahakan jarak dari titik A ke titik B tidak melebihi 300-500 meter agar kualitas jaringan dan redaman dapat optimal. Jika terpaksa menarik kabel lebih dari 800 meter pakailah HTB Gigabite atau sejenis yang memliki kualitas terbaik.
5. Hindari area-area yang rawan gangguan seperti pepohonan yang gampang patah, atau jalanan yang dapat membahayakan teknisi. Pakailah alat bantu yang optimal untuk mengamankan jaringan kabel. Mitosnya, jika sinyal wifi melewati pekuburan maka sinyal los. Entahlah.
B. Manajemen Data Pelanggan dan Voceran
Untuk trik berikut ini, saya hanya berbagi apa yang saya lakukan. Barangkali akan berbeda dengan orang lain dalam sistem pengelolaannya.
1. Buatlah profil harga vocer sesuai durasi waktu. Misal, Rp. 2000 durasi 3 jam, atau Rp. 7000 dengan durasi 24 jam. Buatlah vocer yang dimulai dari nominal paling kecil ke nominal paling besar. Kemudian, saya selalu memakai huruf V untuk prefik Voceran, dan huruf P untuk kode Pelanggan rumahan. Misal VAGxxxx = Vocer penjual Agung, atau PAGxxx = Pelanggan Agung
2. Mikrotik versi Gr3 ke bawah silakan pakai SDCard eksternal untuk media penyimpanan tambahan. Seringnya data hilang karena tereset atau karena hal lain disebabkan ruang penyimpanan data habis/penuh sehingga data hanya tersimpan sementara di memori saja.
3. Lakukan backup data dan settingan mikrotik secara berkala dan simpan di media lain agar ketika terjadi insiden, kita masih memiliki data masternya. Saya sering melakukan backup dengan 2 cara, yakni versi GUI di menu file >> backup yang berekstensi xx.backup dan versi CLI dengan ekstensi xx.src.
4. Perhatikan Log di menu mikrotik dan pelajari hal-hal yang dianggap janggal. Jika CPU tiba2 melonjak naik, coba perhatikan di Log ini apa yang sedang atau sudah terjadi sebelumnya.
5. Ubah password secara rutin dan tutup service port yang dirasa tidak perlu. Bypass atau tutup port remote IP Mikrotik selain dari perangkat kita.
6. Pakailah kipas kecil atau blower untuk mendinginkan perangkat mikrotik. Hal ini berdampak baik untuk load CPU mikrotik.
7. Buatlah grup WA atau aplikasi lain yang beranggotakan para pelanggan sehingga distribusi informasi pelayanan dapat tersampaikan secara efektif.
Selain dari kedua manajemen di atas, yang paling utama dari usaha hotspot vocernan ini adalah pelayanan 24 jam terhadap pelanggan. Bagaimana pun, usaha ini adalah jenis layanan jasa sehingga sekecil apapun keluhan pelanggan maka harus direspon sebaik mungkin, entah itu keluhan teknis atau keluhan non teknis.
Demikianlah pembahasan manajemen hotspot voceran ini saya sampaikan. Semoga, sekecil apapun dapat bermanfaat bagi kita semua.
Salam open source.