Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Guru Penggerak 2021

BUDAYA POSITIF RASA CINTA TANAH AIR

1.4.a.10.1 AKSI NYATA – BUDAYA POSITIF – UNGGAH AKSI NYATA MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR MELALUI UPACARA BENDERA SECARA MANDIRI SAEPUL ANWAR, S.Pd. CGP ANGKATAN 2 SMP AL-BARKAH CIKALONGKULON   A.      LATAR BELAKANG Situasi pandemi saat ini mengubah segala kebiasaan yang sudah berjalan, khususnya kebiasaan di lingkungan sekolah. Pembelajaran tidak lagi secara tatap muka, akan tetapi diganti dengan sistem tatap maya. Segala macam interaksi secara langsung dilarang, baik guru maupun siswa melaksanakan pembelajaran melalui media teknologi. Hal ini pun akan berdampak pada proses penanaman rasa Cinta Tanah Air. Dahulu, sebelum pandemi berlangsung,baik Guru maupun siswa selalu melaksanakan Upacara Bendera setiap senin pagi sebagai salah satu pendidikan karakter menumbuhkan rasa Cinta tanah air. Namun, saat ini tidaklah mudah. Berdasarkan keterbatasan interaksi saat ini, penulis khawatir bahwa pendidikan karakter cinta tanah air luntur dengan tidak berjalannya upacara bendera sehingga wala

KONEKSI DAN REFLEKSI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

Untuk menghubungkan berbagai koneksi materi yang terdapat di modul 1.1, berikut ini saya sampaikan paparan koneksi dan refleksi dari buah pemikiran Ki Hajar Dewantara. (Dokumentasi saat membimbing siswa mengikuti Lomba Sastra di Kabupaten Cianjur) 1. Apa yang kita percayai tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari modul ini? Secara umum, sebagai pendidik kita beranggapan bahwa murid adalah objek pembelajaran yang secara masif menerima berbagai materi. Selain itu, guru adalah pusat utama pembelajaran. Adapun proses pembelajaran di kelas dilakukan dengan disiplin yang kuat, materi yang mesti diberikan harus menghasilkan nilai-nilai kognitif semata sehingga guru lebih berfokus pada nilai-nilai kognitif saja, sesuai tuntutan administrasi dan arahan kurikulum yang kaku. 2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara mengubah pola pikir saya (dan kita) selama ini, yang kurang fleksibel. Siswa sebagai mahluk sosial dan b